Hasil Penilaian Sumatif Bersama (PSB) Semester Ganjil TA 2023
Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi
Just another free Blogger theme
Hasil Penilaian Sumatif Bersama (PSB) Semester Ganjil TA 2023
Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi
Ulangan Pra Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2023 - 20224 Mata Pelajaran Perencanaan dan Pengalamatan di SMK Negeri 2 Kota Tegal KLIK DISINI
KEGIATAN PRAKTIKKUM
Rancanglah skema jaringan di bawah ini, berikut dengan konfigurasi router 2811 dan masing – masing PC
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Manfaat VLSM
1.
Siswa = 108 host
2. Guru = 55 host
3.
Teknisi = 26 host
4.
Administrasi = 11 host
5.
Pimpinan = 3 host
1. Siswa : 108 host
108 ≤ 2n – 2 (untuk
menentukan 2n hasil harus lebih besar dari host) 108 ≤
27– 2
108 ≤ 128 – 2
108 ≤ 126
Network Address: 202.40.10.0/25
Range IP Address:
202.40.10.1 – 202.40.10.126
Broadcast Address: 202.40.10.127
2.
Guru : 55 host
55 ≤ 2n – 2 (untuk
menentukan 2n hasil harus lebih besar dari host) 55 ≤ 26– 2
55 ≤ 64 – 2
55 ≤ 62
Network Address: 202.40.10.128/26
Range IP Address:
202.40.10.129 – 202.40.10.190
Broadcast Address: 202.40.10.191
3.
Teknisi: 26 host
26 ≤ 2n – 2 (untuk menentukan 2n hasil harus lebih besar dari host) 26 ≤ 25– 2
26 ≤ 32 – 2
26 ≤ 30
Network Address: 202.40.10.192/27
Range IP Address:
202.40.10.193 – 202.40.10.222
Broadcast Address: 202.40.10.223
4.
Administrasi: 11 host
11 ≤ 2n – 2 (untuk menentukan 2n hasil harus lebih besar dari host)
11 ≤ 24– 2
11 ≤ 16 – 2
11 ≤ 14
Network Address: 202.40.10.224/28
Range IP Address:
202.40.10.225 – 202.40.10.238
Broadcast Address: 202.40.10.239
5.
Pimpinan: 3 host
3 ≤ 2n
– 2 (untuk menentukan
2n hasil harus lebih besar dari host) 3 ≤ 24– 2
3 ≤ 8 – 2
3 ≤ 6
Network Address: 202.40.10.240/27
Range IP Address:
202.40.10.241 – 202.40.10.246
Menghitung Subnetting dengan Metode CIDR Classless Inter-Domain Routing.
adalah sebuah caraalternatifuntuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /30.
Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.
Contoh Subnetting dengan metode CIDR
A. Menghitung Subnet Kelas C
Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4. Diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.
Buat tabelnya seperti berikut dengan catatan
Subnet |
192.168.1.0 |
192.168.1.64 |
192.168.1.128 |
192.168.1.192 |
Host Pertama |
192.168.1.1 |
192.168.1.65 |
192.168.1.129 |
192.168.1.193 |
Host Terakhir |
192.168.1.62 |
192.168.1.126 |
192.168.1.190 |
192.168.1.254 |
Broadcast |
192.168.1.63 |
192.168.1.127 |
192.168.1.191 |
192.168.1.255 |
Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan.
Untuk subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.
Contoh Soal:
Diketahui suatu IP 172.16.0.0/18.
Berarti subnetmasknya /18 yaitu
255.255.255.128, jika
diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000.
Subnet |
172.16.0.0 |
172.16.64.0 |
172.16.128.0 |
172.16.192.0 |
Host Pertama |
172.16.0.1 |
172.16.64.1 |
172.16.128.1 |
172.16.192.1 |
Host Terakhir |
172.16.63.254 |
172.16.127.254 |
172.16.191.254 |
172.16.255.254 |
Broadcast |
172.16.63.255 |
172.16.127.255 |
172.16.191.255 |
172.16.255.255 |
Video Tutorial subnetting di kelas B 👇
C. Menghitung Subnet Kelas A
Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4. Contoh Soal :
Diketahui suatu IP 10.10.10.1/10. Berarti subnetmasknya /10 yaitu 255.192.0.0,
jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11000000.00000000.00000000.
1. Jumlah Subnet = 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host
per Subnet = 222–
2 =
4.194.302 host
3. Blok Subnet = 256 – 192
= 64.
Jadi Blok Subnet seluruhnya: 0, 64, 128, 192.
Subnet |
10.0.0.0 |
10.64.0.0 |
10.128.0.0 |
10.192.0.0 |
Host Pertama |
10.0.0.1 |
10.64.0.1 |
10.128.0.1 |
10.192.0.1 |
Host Terakhir |
10.63.255.254 |
10.127.255.254 |
10.191.255.254 |
10.255.255.254 |
Broadcast |
10.63.255.255 |
10.127.255.255 |
10.191.255.255 |
10.255.255.255 |